Ketika Ester berusia sekitar 8 bulan, saya menemukan di internet istilah "baby-led weaning" (BLW). Istilah ini mengacu kepada cara mengajarkan bayi untuk makan sendiri. Wuih, keren kah? Saya membayangkan, kalau sejak bayi Ester sudah bisa makan sendiri, pasti saya bisa melakukan banyak hal lainnya ketika Ester makan sendiri alias tidak perlu saya tunggui dan menyuapinya.
Sejak itu, saya ikuti cara BLW ini, yaitu dengan meletakkan makanannya di atas mejanya, dan membiarkannya menyentuh, memainkan, dan "bereksperimen" dengan makanan itu. Bahkan, meskipun saat itu Ester baru punya sekitar 4 gigi, makanannya dibiarkan tidak dihaluskan alias masih dalam bentuk potongan besar. Untuk yang terakhir ini, contohnya: wortel, brokoli, seledri dan lain-lain.
Namun ketika mendapat wawasan berupa "cara baru" dalam hal pendidikan/ pengasuhan anak, tentu tidak mungkin kita ikuti 100% kan ya, melainkan perlu kita sesuaikan dengan kondisi dan situasi keluarga kita masing-masing. Termasuk dalam hal BLW ini. Waktu itu saya berpikir, apabila saya menerapkan BLW ini 100% maka bisa jadi nutrisi yang masuk ke tubuh Ester kurang dari yang seharusnya, sehingga saya memilih untuk tetap menghaluskan makanannya dan menyuapinya s/d porsi yang seharusnya, dan baru selebihnya, saya terapkan BLW ini.
Alhasil, sekarang ini dimana Ester telah berusia 15bulan, tak jarang Ester menolak untuk disuapi, malah lahap ketika "diijinkan" makan sendiri. Berantakan dan terkesan "jorok" memang, namun seperti yang saya baca mengenai BLW ini, saya percaya bahwa membiarkan anak makan sendiri di usianya yang masih dini, adalah salah satu modal baginya untuk kelak bisa mandiri:)
terimakasih bunda sharingnya ternyata ada manfaat anak belajar makan sendiri
ReplyDelete