horizontal banner

Wednesday 17 June 2015

Nature Study: Bebatuan (part 1 )

Sejak memutuskan menjalankan metode belajar  ala Charlotte Mason (homeschooling) bagi kedua anak kami (7 dan 4 th), saya belum konsisten melakukan nature study. Padahal, menurut metode ini, nature study adalah sangat penting bagi proses pembelajaran anak, yang antara lain bertujuan untuk melatih panca inderanya, mengasah imajinasi dan kreativitasnya, serta menumbuhkan perasaan cinta alam dan lingkungan. 

Dan semalampun saya membuka http://www.handbookofnaturestudy.com dan teringat dengan anak sulung saya yang lagi banyak bertanya mengenai batu-batu berharga, saya terpikir untuk memperkenalkan si sulung lebih jauh dengan batu-batuan.  Hehehe..ini sama sekali bukan berarti saya ahli perbatuan lho :-) .. saya hanya berusaha mengkaitkan minat anak saya pada saat ini dengan topik yang dapat kami angkat untuk penjadi kegiatan nature study kami..

Alhasil, saya googling beberapa jenis bebatuan, saya print, selain saya juga telah mencetak tabel Rock Observation Chart. Ini dia print-out nya (setelah diisi si sulung) :


 
Untuk mempersiapkan nature study kali ini ( #hihihi..persiapaaan..kesannya profesional banget yak :-) ), saya juga sempat membaca-baca buku Handbook of Nature Study oleh Anna Botsford Comstock dan buku World and Space dari Childcraft - The How and Why Library versi bahasa Indonesia.

Keesokannya pun saya mengajak duo bocah ke taman di dekat rumah, dan berhubung lebih banyak bertemu dengan rumput ketimbang bebatuan keren, ditambah cuaca yang cukup panas berhubung saat itu sudah menunjukkan pk. 11.00, duo bocah tidak banyak menemukan batu yang menarik, selain 3 batu "standar" yang kami observasi "only for the sake of" mengisi Observation Chart :-) Setelah itu, duo bocah malah lebih tertarik untuk memasuki gedung perpustakaan yang berada  tidak jauh dari tempat kami berburu batu :-)

Sehabis dari perpustakaan dan sempat pulang sebentar untuk makan siang, kamipun melanjutkan perjalanan kami ke tempat penjualan batu alam di dekat rumah. Nah, jujur saya agak pesimis awalnya. Selain ini pengalaman pertama saya mendatangi tempat penjualan batu alam (norak ya? :-) ), pengalaman berburu batu di awal tadi tidak terlalu memancing antusiasme duo bocah. Saya mulai berpikir, jangan-jangan si sulung hanya tertarik dengan batu-batu berharga yang biasa ia lihat di google image ataupun di toko-toko, namun untuk batu-batu yang "tidak berharga" ia tidak akan antusias :-(

Namun dugaan saya salah! Begitu memasuki area penjualan batu alam disana, saat ia melihat aneka ragam batu tempel, aneka pahatan batu, batu koral, serta aneka lembaran batu yang menurut penjualnya diambil dari Gunung Kidul, intonasi suara dan raut wajahnya berubah! He got excited! Si bungsupun ikut-ikutan seru :-) Mereka asyik mengumpulkan aneka batu untuk "diobservasi" dan dibawa pulang..apalagi pas si sulung saya iyakan saat ia bertanya apakah batu-batu ini lalu bisa dibuatnya menjadi batu cincin hehehe.. ( # PR besar saat ntar sampai di rumah.. mbah Google please help! :-) ) .. Kamipun juga sempat bertemu dengan salah satu pekerja disana yang sedang asyik memahat batu tempel..

Dan saat kami hendak pulang, kamipun bertanya kepada ibu penjual berapa Rupiah yang harus kami bayar apabila kami hendak membawa pulang beberapa serpihan batu yang sudah dikumpulkan duo bocah, sang penjual berbaik hati untuk memberikan batu-batu itu cuma-cuma :-)

Sampai di rumah,  duo bocah yang masih bersemangatpun saya suguhi baskom, selang, dua sikat gigi bekas dan deterjen. Dan dalam sekejap mereka sudah sibuk menyikat dan membersihkan bebatuan hasil buruan mereka :-)

Mudah-mudahan, nature study ini dapat kami lakukan lebih konsisten setiap minggunya..dan yang pasti, saya masih punya PR besar untuk mencari tahu bagaimana cara membuat  batu cincin menggunakan bebatuan hasil buruan tadi :-D