horizontal banner

Friday 12 June 2020

Tujuan Anak Belajar

Tugas utama seorang anak adalah belajar. Apakah tujuan belajar? Menurut pendidik legendaris asal Inggris, Charlotte Mason (selanjutnya saya singkat “CM”), tujuan anak manusia belajar adalah agar kelak memiliki karaktek luhur sesuai dengan panggilan Sang Pencipta pada dirinya. Sangat berbeda yah tujuannya dengan tujuan kebanyakan orang belajar saat ini. Untuk kebanyakan orang, tujuan anak belajar adalah agar kelak ia menjadi orang kaya, atau kelak bermanfaat untuk banyak orang, atau juga agar kelak mendapatkan pekerjaan yang layak. Apa iya tujuan belajar adalah sedangkal itu?

Saya bersyukur bisa membaca tulisan buku-buku Charlotte Mason. Disitu beliau mengingatkan bahwa secara kodrati, ada tujuan mengapa Tuhan menciptakan apa yang Ia ciptakan, termasuk manusia. Dan secara ringkas, tujuan menusia diciptakan adalah agar manusia itu bisa memuliakan Sang Pencipta. Artinya, yang menjadi fokus kehidupan manusia bukanlah manusia itu sendiri, melainkan Sang Pencipta. Artinya juga, yang menjadi fokus atau tujuan manusia adalah bukan keinginannya sendiri melainkan keinginan atau kehendak Sang Pencipta.

Lalu bagaimana dengan praktek belajar-mengajar yang kita ataupun anak-anak kita alami selama ini? Apakah sedang bergerak menuju tujuan tersebut di atas? Bagaimana dengan buku-buku yang dibaca dalam proses belajar anak-anak kita? Apakah sejalan dengan tujuan tersebut di atas? Dan bagaimana dengan kurikulum di sekolah? Bagaimana dengan sistem yang ada? Apakah semuanya sejalan dengan tujuan tersebut?

CM juga menyebutkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut di atas, penting bagi para pendidik untuk menyajikan sebuah kurikulum yang “kaya”. Suatu kurikulum yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Kurikulum yang tidak hanya focus pada 1 atau 2 mata pelajaran dan menganaktirikan mata pelajaran yang lain, melainkan menjadikan seluruh aspek kehidupan itu sama penting dan semua saling berhubungan. Jadi tidak selayaknya bagi kita untuk mengagung-agungkan mata pelajaran ilmu alam sementara mengabaikan ilmu sosial misalnya. Atau mengagung-agungkan mata pelajaran matematika sementara tidak peduli dengan kesenian dan budaya misalnya.

Sesungguhnya, keseluruhan aspek kehidupan manusia itu saat kita pelajari, akan saling berkaitan dan seluruhnya menunjukkan kepada kita kebesaran dan kemasyuran Tuhan Yang Esa.

Setelah saya mengetahui perihal ini, saya seperti disadarkan bahwa sesungguhnya sistem nilai dan sistem rangking yang ada di sekolah itu kurang bermanfaat. Saya juga jadi disadarkan bahwa seharusnya tujuan manusia belajar adalah bukan untuk mengumpulkan pundi-pundi melainkan untuk memenuhi panggilan yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita, yang sekali lagi bukan diri kita yang menjadi fokus disini, melainkan Sang Pencipta. Saya juga disadarkan bahwa dalam menjalankan kurikulum belajar, anak-anak kita bukan sedang berkompetisi satu sama lain. Satu-satunya pihak yang harus anak “kalahkan” disini adalah dirinya sendiri. Dan anak-anak kita telah memiliki motivasi yang benar dalam proses pendidikan, maka diharapkan kelak anak-anak kita akan memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur, salah satu hal  yang paling dibutuhkan dunia dewasa ini.