horizontal banner

Tuesday 9 April 2019

Tujuan Pendidikan ?


Seperti biasa, kami, para praktisi metode Charlotte Mason, berkumpul setiap 2 minggu..Kali ini kami membahas Charlotte Mason Homeschooling Series Vol. 6 dari versi Modaern English page 279, Bab 3 "The Scope of Continuation Schools".  Bab ini banyak membicarakan mengenai kondisi di Eropa Barat, pasca perang dunia. Saat itu, di era revolusi industri, tujuan pendidikan berfokus pada mengajarkan ketrampilan teknis pada anak-anak didik agar kelak mereka dapat bermanfaat bagi industri. Itu sebabnya banyak didirikan sekolah-sekolah kejuruan/ vokasi. Pendidikan berfokus pada meningkatkan kemampuan teknis anak-anak didiknya.  Contohnya di Jerman. Di Jerman, agar anak-anak kelak dapat bermanfaat bagi industri, bagi negara, dan agar mereka dapat bertahan hidup, ketrampilan teknis menjadi begitu penting. Namun Charlotte Mason melihat bahwa ada yang hilang disini. Tujuan pendidikan tidak cukup hanya sampai disini. Bagaimanapun juga manusia itu makhluk yang memiliki jiwa dan roh. Manusia bukanlah mesin. Adalah salah besar jika pendidikan hanya berfokus pada ketrampilan teknis yang tidak menyentuh kemampuan jiwa manusia. Salah besar jika pendidikan tidak berfokus pada pengembangan karakter. Sama seperti fisik manusia membutuhkan makanan berupa karbohidrat, protein dan lain-lain, jiwa manusiapun membutuhkan makanan. Apakah makanan bagi jiwa? Bacaan-bacaan sastrawi yang menggugah. Itu jawabannya. Termasuk Kitab Suci tentunya. Hanya dengan bacaan-bacaan bermutulah maka hati dan pikiran anak manusia akan digugah, "dipaksa" untuk berpikir, merenung, berkontemplasi, dan ujung-ujungnya berbuah pada karakter yang bermutu. Dengan karakter yang bermutu, otomatis produktivitaspun meningkat, ketrampilanpun meningkat.

Adalah sebuah fenomena yang menarik ketika di Denmark, sebuah negara dengan visi pendidikan yang tidak hanya berfokus pada peningkatan ketrampilan fisik, melainkan juga menyuguhkan anak-anak didik dengan bacaan-bacaan terbaik, ternyata mereka memiliki kemampuan teknis yang tidak kalah dengan negara-negara tetangganya, termasuk Jerman.  Disini diceritakan bahwa di salah satu kampung disana, terdapat sebuah kedai, dan di salah satu pojokan kedai terdapat rak buku dengan koleksi buku klasik yang bermutu. Selain itu, di kampung tersebut, adalah hal yang lumrah melihat sekumpulan orang tengah mendengarkan salah seorang dari mereka membacakan buku dengan lantang, dan setelah itupun mereka mendiskusikan isi bacaan.

Balik lagi ke tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tentulah tidak lepas dari proses pendidikan. Untuk mencapai kematangan dan kemandirian berpikir, ketimbang anak didik mendengarkan guru memberikan "kuliah", Charlotte Mason berkata bahwa jauh lebih baik apabila anak didik menarasikan setiap isi bacaannya. Ketika seseorang menarasikan apa yang dibacanya, maka secara aktif otaknya akan melakukan proses berpikir, mengasosiasi, dan merangkum isi bacaannya. Bahkan dengan proses narasi ini juga, pikiran seseorang akan menanyakan apa-apa yang menarik perhatiannya untuk dicari tahu lebih lanjut dan pikirannya jugalah yang akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Proses narasi ini membuat seseorang lebih mandiri dan efektif dalam berpikir, ketimbang apabila guru yang membuat pertanyaan-pertanyaan bagi anak didik. Dan dengan kemampuan berpikir yang terus diasah seperti ini, maka seseorang akan lebih tajam dalam hal berpikir, dalam hal menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain, serta dalam hal  menilai sesuatu secara obyektif. Di titik inilah karakter seseorang terbangun, dan tujuan pendidikan tercapai.

Maka sudah seharusnya pendidikan tidak hanya bertujuan ke peningkatan ketrampilan teknis, melainkan harus membawa seseorang ke karakter yang lebih baik. Dengan karakter yang lebih baik, yang berarti memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama, maka produktivitas dan inisiatif seseorangpun otomatis meningkat. Dan manusia disini tidak hanya berfungsi sebagai "mesin" ataupun "pencetak uang", melainkan sebagai manusia dengan jiwa yang mampu memenuhi fitrahnya sesuai panggilan Yang Di Atas baginya.