horizontal banner

Saturday 1 December 2018

Resonation Women Conference 2018

Baru pulang dari Resonation Women Conference di The Kasablanka..harus langsung sharing di blog, biar nggak lupa hehehe..



Acaranya dibuka dengan presentasi oleh salah satu milenial terkaya asal Australia, Gretta van Riel (28 tahun). Gretta yang awalnya bekerja di perusahaan yang memproduksi teh, kemudian mencoba meracik tehnya sendiri (brandnya berjudul SkinnyMeTea), dan akhirnya memutuskan untuk resign dari kantor dan membuat brand tehnya sendiri. Iapun memasarkan produknya secara online. Menariknya adalah, Gretta mengaku tidak memiliki pengalaman berbisnis sebelumnya dan saat ia memulai bisnisnya ini ia hanya memiliki uang $24 di bank! Believe it or not..Mulai dari satu langkah kecil, kemudian berlanjut ke langkah kecil berikutnya, dan berikutnya dan berikutnya..sampai kemudian dalam kurun 5 tahun, ia telah memiliki 5 brand dan tahun ini ia masuk dalam jajaran orang terkaya di Asia versi majalah Forbes. Gretta banyak cerita mengenai pentingnya melakukan intemet marketing, baik itu melalui media sosial maupun email, dan ia juga menekankan pentingnya berkolaborasi dengan influencer. Tips-tips bagaimana memulai bisnis oleh Gretta dapat dilihat di https://www.shopify.com.au/blog/instagram-course . Dan quote  yang berkesan bagi saya adalah saat Gretta mengutip quote Reid Hoffman,"If you are not embarrassed by the first version of your product, you've launched too late." Artinya, saat punya ide, jangan dipikirkan kelamaan, yang penting action! :-)



Pembicara selanjutnya adalah panel yang terdiri dari 3 wanita hebat: Eka Sari Lorena (CEO transportasi Lorena), Grace Natalie (pendiri Partai Solidaritas Indonesia), dan Stefanie Kurniadi (pendiri CRP Group - Warunk UpNormal, Bakso Boedjangan dll). Yang berkesan dari Eka Sari Lorena adalah meskipun beliau harus berkutat dengan bisnis yang didominasi pria, namun justru beliau bisa menjadikan feminitasnya sebagai kekuatan, bukan sebaliknya. Dari Grace Natalie, saya belajar bahwa saat ada kenyataan yang tidak sesuai harapan, ketimbang terus mengeluh tanpa melakukan apa-apa, kenapa kita tidak melakukan sesuatu? Itulah yang dilakukan oleh Grace Natalie. Saat melihat kondisi produktivitas dewan rakyat yang jauh dari harapan, Grace memillih untuk bertindak. Meskipun ia perempuan, dan dari agama serta etnis minoritas, itu tidak menyurutkan semangatnya untuk memperjuangkan sesuatu yang diyakini benar olehnya. Sementara dari Stefanie Kurniadi, saya belajar bahwa segala yang dihasilkannya sekarang adalah buah kerja keras selama 13 tahun. Mungkin orang-orang tahunya bahwa Warunk UpNormal dan Bakso Boedjangan baru berdiri 3-4 tahun, namun yang orang tidak tahu adalah jatuh bangunnya Stefanie dan teman-temannya saat membangun bisnis selama 9 tahun pertama, dimulai dari situasi kepepet yang mengharuskan Stefanie mencari duit saat masih kuliah di Bandung sehingga ia harus bangun pagi setiap hari, ke pasar dan memasak nasi goreng, sampai sekarang ia dan teman-temannya sudah memiliki 200 outlet di seluruh Indonesia. 

Setelah break makan siang, acara dilanjutkan oleh diskusi kelompok-kelompok kecil, dimana audience telah dibagi ke dalam kelompok-kelompok dimana masing-masing kelompok akan difasilitasi oleh wanita-wanita hebat yang telah dipilih oleh panitia. Saya yang sekelompok  dengan kedua teman saya, difasilitasi oleh seorang SVP Citibank. Kami berempat saling sharing tantangan dan hambatan yang dihadapi masing-masing, dan kamipun saling menguatkan. Dan satu hal saya belajar disini, ternyata pergumulan yang saya alami "tidak ada apa-apanya" dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Dan saat saya melihat bahwa meski sempat terpuruk namun mereka bisa bangkit, hal itu menjadi motivasi buat saya. Thank you so much ladies for your sharing :-) :-) 



Sebelum sesi terakhir, Nina Moran, pendiri majalah GoGirl!, sempat menyampaikan satu dua patah kata yang benar-benarnya empowering..dan itu bukan karena Nina baru saja menceritakan kisah suksesnya, melainkan yang sebaliknya..Nina bercerita bahwa 3 tahun terakhir ini mungkin adalah 3 tahun "terkelam" dalam hidupnya..mulai dari masalah dengan pajak, yang mana hal ini membuatnya harus dioper sana, dioper sini, dan masalah pajak ini baru rampung setelah kurang lebih 2 tahun, sampai puncaknya Nina harus kehabisan cash dan Agustus 2018 adalah bulan terbitnya edisi GoGirl! yang terakhir :'-( Terpuruk? Pasti. Tapi Nina memilih untuk bangkit. Mulai sesuatu yang baru. Tidak tenggelam, namun memilih untuk jalan terus. Another inspiring woman to learn from :-)  (Sekali lagiiii, masalah gue nggak ada apa-apanya ternyataaaa)

Sesi terakhir adalah sesi Idil Ahmed  (penulis buku Manifest Now) dan Maya Hasan (pemain harpa). Idil menekankan pentingnya melepas masa lalu, termasuk kenangan pahit masa lalu. Saat kita mampu memaafkan diri sendiri, dan melepaskan masa lalu, disitulah awal segala perubahan itu terjadi. Kitapun menjadi "manusia baru". Dan saat  kita telah menjadi "manusia baru", milikilah impian, tulis impian itu, dan mulailah berpikir dan terus berafirmasi bahwa kita bisa dan akan bahkan sudah mencapai impian itu. Dan impian itupun akan menjadi kenyataan. Jadi Idil menyuruh audience menutup mata, ia mulai mengucapkan kalimat-kalimat afirmasi dengan nada bicaranya yang syahdu, ditambah dengan iringan permainan harga Maya Hasan yang menyejukkan, lengkap sudah kesan yang diciptakan acara ini :-D


Thank you so much buat my "lady boss" friend, Ms Jane Aurora, yang sudah mengundang aku ke acara nan keren iniii...