horizontal banner

Tuesday 25 September 2012

MENGAJAR ANAK BERDOA

Kami percaya bahwa pendidikan tidak melulu mengajarkan nalar. Pendidikan juga bicara pendidikan karakter. Salah satunya yang kami percaya perlu kami latih sejak dini adalah belajar berdoa: berkomunikasi dengan Sang Pencipta, Sang Pemilik Hidup.

Tentu kami sebagai orangtua memiliki banyak kekurangan. Kami sendiripun masih harus meningkatkan kehidupan doa kami dari hari ke hari. Bersamaan dengan pendidikan diri kami sendiri, kami mencoba melatih anak-anak kami untuk mengenal, belajar mengakrabkan diri, dan akhirnya mengasihi Tuhannya, antara lain dengan berdoa, berkomunikasi.

Berhubung si sulung baru berusia 5 tahun, kami tidak ingin memperkenalkan "doa" sebagai rutinitas yang membosankan, monoton, dan sekedar "formalitas". Sebagaimana anak berbicara dengan orangtuanya, seumpama seseorang bercerita ke sahabat karibnya, demikianlah kami menganalogikan bagaimana kita berkomunikasi dengan Tuhan: akrab, bebas bercerita maupun meminta apa saja, dan tidak formal. Intinya disini, kami ingin anak merasa "nyaman" berkomunikasi dengan Tuhan.

Biasanya kami memiliki jam doa sekeluarga pada pagi, siang (kadang iya, kadang tidak), dan malam sebelum tidur. Biasanya, kalau tidak suami saya yang memimpin doa kami sekeluarga, atau jika suami saya tidak ada, saya yang akan memimpin doa yang kemudian ditiru oleh anak sulung kami, Yosua, sebagian demi sebagian. Di kesempatan yang lain, misalnya saat hendak menyantap makan siang atau malam, saya memintanya untuk memimpin doa sendiri. Namun siang ini ada kejadian yang bagi saya pribadi adalah suatu "milestone", sekecil apapun peristiwa itu. Begini ceritanya. Tadi siang sebelum tidur, saya, Yosua dan Ester, adiknya, hendak berdoa bersama. Sebelum saya berinisiatif untuk memimpin doa, Yosua berinisiatif duluan! Wowww! "That's something !", pikir saya. Yang membuat inisiatifnya kali ini adalah "wow" bagi saya adalah karena ia meminta saya untuk meniru doanya sebagian demi sebagian, seperti yang biasa gurunya di sekolah maupun yang biasa saya lakukan. Dan sayapun segera mengiyakannya.

Antara lain, seingat saya, begini doanya,  yang kemudian ditiru oleh saya sebagian demi sebagian seperti yang Yosua minta untuk saya lakukan (saya penganut Kristen): "Tuhan Yesus...Yosua mau tidur...tadi Yosua sekolah..trus makan sayur..trus main mobil..trus main sepeda..amin."

Mudah-mudahan artikel singkat ini boleh menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus melatih diri sendiri dan tentunya melatih anak-anak kita untuk terus meningkatkan jam doa, mulai dari usia dini:) :) :)


Sumber Gambar : urlesque.com

No comments:

Post a Comment