horizontal banner

Thursday 13 October 2011

Anak Mengenal Diri Sendiri

Saya teringat ketika lulus SMA dulu, ketika ditanya saya ingin masuk jurusan apa, saya akan menjawab jurusan Hukum. Lucunya, saya memilih jurusan itu bukan karena saya ingin menegakkan hukum atau karena ingin menjadi pembela keadilan, melainkan semata-mata karena saya tahu masuk jurusan tersebut tidak terlalu "susah" :) Saya jadi terkesima ketika saya mengetahui bahwa ada anak SD yang ketika ditanya ingin menjadi apa ketika besar nanti, dengan yakin ia bisa menjawab bahwa ia ingin menjadi seorang reporter TV. Tidak hanya itu, ia juga tahu persis ingin jadi reporter macam apa.

Anak SD calon reporter di atas adalah contoh yang baik bagaimana seorang anak mengenal benar dirinya. Ia tahu apa tujuan hidupnya. Ternyata seorang anak dapat mengenal benar dirinya serta tahu tujuan hidupnya karena dalam proses pengasuhannya, pembawaan alamiah dirinya dihargai betul oleh pengasuh atau lingkungannya. Orantua yang selalu "mendoktrin" anaknya, "memaksakan kehendak" mereka sendiri ke anak, banyak menuntut anak dengan mengabaikan pembawaan alamiah, kemampuan serta tahapan perkembangan anak itu sendiri, cenderung menjadikan anak kurang mengenal dirinya, sehingga tidak mampu menentukan sendiri apa tujuan hidupnya dikarenakan bingung antara mengikuti keinginan sendiri dengan mengikuti kehendak orangtua. 

Setiap makhluk hidup dilahirkan dengan memiliki pembawaan alamiahnya masing-masing.  Tugas kita sebagai orangtua adalah mengenali pembawaan alamiah ini dan membentuknya sehingga sesuai dengan kecenderungan yang ada dalam diri anak.

Apakah sebenarnya yang dimaksud pembawaan alamiah itu? Pembawaan alamiah adalah apa yang dimiliki anak sejak lahir, yaitu :

1. Genetik, termasuk di dalamnya sifat, karakter maupun ciri fisik yang diturunkan dari kedua orangtuanya.
    
2. Jenis kelamin dan hormon. Hal ini juga yang membedakan antara pembawaan alamiah anak laki-laki dan perempuan.
 
3. Kemampuan berhubungan dengan orang lain. Ada yang pada dasarnya introvert, ada yang ekstrovert.

4. Perkembangan otak. Perkembangan otak akan mempengaruhi perilaku anak.

Sebagai orangtua, kita harus menyadari hal-hal di atas, sehingga tidak akan "memaksakan" anak. Contoh: anak yang introvert atau anak yang perlu beradaptasi terlebih dahulu ketika memasuki lingkungan baru, tentu orang tua tidak dapat memaksakan anak untuk segera mampu bergaul. Jika anak masih malu-malu, tidak perlu orangtua berkata," Ayo dong main sama temannya, kok pemalu banget sih?"

Orangtua yang memahami pembawaan alamiah anak serta tekun membentuknya dengan nilai-nilai positif yang hendak ditanamkan ke anak, akan membuat anak nyaman dengan dirinya. Alhasil, anak akan semakin mengenal dirinya dan dapat menentukan sendiri kemana tujuan hidupnya nanti. 

Dan di lain waktu, kita akan bahas di artikel lain bahwa anak yang mengenal diri sendiri dengan baik telah memiliki bekal yang baik untuk mencapai kesuksesan dalam hidup ini kelak. Yuk, kita kenali pembawaan alamiah anak-anak kita dan bentuk dengan nilai-nilai kehidupan yang positif!

No comments:

Post a Comment